Laman

MY FAITH

MANUSIA SELALU HIDUP DALAM KERAGUAN, KERAGUAN ADALAH BAGIAN DARI KEHIDUPAN, JANGAN PERNAH BERHENTI UNTUK MENCARI KEBENARAN, SAMPAI KAPANPUN TERUSLAH BERLARI JANGAN PERNAH BERHENTI

TEMUKANLAH KEBENARAN DAN DENGAR BISIKAN HATI KECILMU, JANGAN INGKARI APA YANG SUDAH MENJADI KEBENARANMU, WALAUPUN HARUS HIDUP MENANGGUNG MALU

Sabtu, 06 November 2010

Wenseslaus : Iman Kepada Muhammad Sekaligus Isa


Ada kerugian ganda bila aku tetap dalam Katolik yaitu tidak beriman kepada Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir dan setiap hari aku berarti mengkhianati ajaran Yesus.



Aku lahir di Kotamobagu Manado pada 1949. Nama baptisku Wenseslaus. Ibuku Muslim. Walau ayahku non Muslim, tapi beliau masuk Islam ketika menikahi ibuku. Berarti aku lahir sebagai seorang Muslim. Karena pada waktu itu orang tuaku beranggapan semua agama benar, semua agama sama.

Kami delapan orang bersaudara. Semuanya disekolahkan di sekolah Katolik. Menurut orang tua saat itu, bilamana kami telah dewasa, kami dipersilahkan untuk memilih agama apa. Nah pengaruh sekolah itulah membuat kami semua beragama Katolik.

Keluarga Sakinah

Karena kesulitan ekonomi, pada 1976 aku hijrah, mengadu nasib ke Jakarta. Kemudian aku berkenalan dengan Waruba Yarub dalam rangka hubungan bisnis. Aku menempati salah satu kamar rumahnya. Namun Waruba dan keluarganya berbeda dengan kebanyakan Muslim yang kukenal.

Aku sering memperhatikan mereka dari kamarku. Waruba dan keluarganya selalu berusaha hidup dengan cara Islam. Kerap kali aku memergoki mereka shalat berjamaah. Waruba seringkali mengajari anak-anaknya tentang Islam.

Karena setiap hari aku berada di lingkungan keluarga yang Islami, dari situlah aku rasakan adanya sentuhan-sentuhan hati.

Selama empat tahun hubungan bisnis kami. Empat tahun pula aku bergaul dan berada dalam lingkungan keluarga sakinah itu. Mereka tidak pernah sekalipun memaksa aku untuk masuk Islam.

Namun mereka selalu menjawab pertanyaan yang aku ajukan. Bersama mereka, aku merasakan bahwa kehidupan beragama dalam Islam ternyata jauh lebih harmonis. Namun sebaliknya, di waktu yang sama pula aku mulai merasa ada sesuatu yang tak beres dalam hal keimananku.

Akupun kebingungan ketika ditanya oleh Namila, adik perempuan Waruba yang kuliah di IAIN Jakarta: “Mengapa Tuhan ada tiga?.”

Aku hanya menjawab, itu sebagai rahasia Tuhan, otak kita terlalu kecil untuk memikirkan hal itu.” Waruba dan Namila menjelaskan Tuhan itu Esa dan sangat memuaskanku. Akupun buka kartu kepadanya karena di Kristen tidak terbiasa menanyakan masalah itu lebih detail kepada pastur.

Kami hanya disuruh hanya mengimaninya begitu saja tanpa harus tahu mengapa begitu, itulah yang disebut dogma.

Dari mereka aku merasakan kebenaran Islam, sebab dalam agama sebelumnya, masalah akidah dan akhlak tidak secara khusus di ajarkan, apalagi soal halal dan haram. Justru dalam Islam soal akidah dan akhlak sangat diutamakan.

Dijelaskannya kepadaku bahwa tiada Tuhan selain Allah, Allahlah tempat bergantung segala sesuatu, Allah tidak memiliki anak dan tiada diperanakkan. Oleh karena itu Yesus bukanlah Tuhan itu sendiri, bukan pula anak Tuhan.

Akupun dilarang curang dalam menimbang karena itu perbuatan dosa. He..he..he..sebelumnya aku suka curang dalam timbangan. Tapi sejak saat itu aku tidak lagi. Aku selalu dibimbing untuk selalu berbuat jujur oleh Waruba.

Sementara ajaran “kasih” yang sering didengungkan dan paling diutamakan dalam Kristen, tidak aku dapatkan. Tetapi di keluarga yang baru aku kenal di Jakarta ini seperti saudaraku saja, ,mereka penuh perhatian.

Keluarga teman-teman Kristen lainnya yang saat itu hidup dalam ekonomi pas-pasan di Manado, tidak pernah sekalipun diperhatikan dan dibantu oleh teman-teman sesama agama maupun dari pastur.

Keuntungan ganda

Selama empat tahun itu, Waruba mempersilahkan aku mendalami ajaran Islam dan membandingkannya sendiri dengan apa yang aku baca dalam Alkitab (Bible). Akhirnya aku temukan, sesungguhnya Yesus bukan Tuhan tetapi hanyalah hamba dan utusan Allah SWT.

Ternyata bila umat Islam benar-benar mengamalkan Al Qur’an berarti Umat Islamlah yang mengamalkan ajaran kasih sayang dan Umat Islamlah pengikut Yesus dalam arti yang sesungguhnya.

Aku berkesimpulan bahwa dengan memeluk agama Islam, aku mendapat keuntungan ganda, yaitu menjadi pengikut Nabi Muhammad sekaligus tidak meninggalkan Yesus adalah Nabi Isa yang sangat diimani dan dihormati oleh setiap Muslim.

Sementara jika aku tetap dalam Katolik, ada kerugian ganda yaitu tidak beriman kepada Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir dan setiap hari aku berarti mengkhianati ajaran Yesus.

Karena ternyata sebagian besar ajaran Kristen, baik Katolik maupun Protestan bukan ajaran Yesus tapi ajaran Paulus.

Dari pergaulan dengan keluarga sakinah itulah awal mula aku mendapatkan hidayah dari Allah SWT karena dapat mengenal Islam lebih dekat dan berdiskusi dengan orang yang tepat sehingga aku meyakini bahwa hanya Islamlah sebagai jalan hidup yang benar.

Dalam Islam aku menemukan kedamaian, ketenangan dan cinta kasih antar sesama. Artinya ajaran “kasih” yang sesungguhnya justru diajarkan dalam agama Islam dan aku merasakan itu dari sosok keluarga Waruba bukan pasturku dulu.

Akhirnya, pada 1980, saat usiaku 31 tahun aku memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dengan dibimbing oleh Imam Masjid Al Muqarabin; Muhammad Hafidz Depok.

Syahadat itu aku ucapkan karena aku yakin memang harus masuk Islam bila ingin menjadi seorang pengikut Yesus sejati.


oleh Joko Prasetyo


Tambahan:


Berdakwah Lewat Tulisan

Awalnya aku menulis buku ditujukan khusus untuk saudara-saudaraku yang Kristen agar mereka mau mengikuti jejakku. Aku kemudian memperbanyak dan menyebarluaskannya agar bisa dibaca oleh umat Kristiani lainnya, agar mereka juga bisa menemukan jalan yang benar. Oleh karena itu, sejak tahun 1994 tulisanku dipublikasikan.

Adapun buku-buku yang telah kususun adalah sebagai berikut: Dialog Rasional Islam & Kristen I, II dan III; Pembelaan Seorang Mualaf; Pendeta Menghujat, Mualaf Meralat; Mualaff membimbing Pendeta ke Surga; Mualaff meluruskan Pendeta; Kontroversi Hari Sabat, 10 Alasan Menjadi Pengikut Yesus yang Setia, Harus Masuk Islam; 101 Bukti Yesus Bukan Tuhan; Debat Al Qur’an vs Bible via SMS; Debat Mualaff vs Murtadin via SMS; Silsilah Muhammad vs Yesus; Mustahil Kristen Bisa Menjawab; Mana Yang Porno, Al Qur’an atau Alkitab?, Bagaimana Berdakwah dengan Kristologi; Mana Yang Bisa di Percaya Al Qur’an atau Alkitab?’ 13 Alasan Mencintai Yesus harus Masuk Islam; Akhirnya sekeluarga itu Memeluk Islam; Finally That Family Converted to Islam; Menyanggah Hujatan Terhadap Ibadah Haji.

Pada umumnya pembahasan dalam bukuku itu menggunakan study comparative, membandingkan antara Islam dan Kristen, antara Al Qur’an dan Alkitab sesuai dengan latar belakangku sebagai seorang Mualaf.

Insan Mokoginta
Peraih Muallaf Award 2006 dan 2007

Media Umat Edisi 14, 11-24 Jumadil Akhir 1430 H/5-18 Juni 2009 Hal 22

http://myquran.com/forum/showthread.php/595-Kisah2-Mualaf-ed.-II/page2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar